Rabu, 25 Februari 2015


Hukum Sentuhan Kulit atau Berjabat Tangan Dalam Islam 

Oleh: Taryudi Lc
NOORMUSLIMA.COM-Sebagai mahkluk sosial, tak ayal pergaulan antara wanita dan lelaki yang bukan mahram tidak bisa mutlak dihindari. Termasuk di dalamnya aktivitas berdakwah. Interaksi antara lawan jenis kian kerap di jumpai. Menjaga pergaulan dengan tetap menjaga koridor-koridor keIslaman hendaknya mesti dijaga.
Berjabat tangan dan bersentuhan, menjadi salah satu adab dalam menjalin ukhuwah.  Hukum bersentuhan kulit antara laki-laki dan wanita yang bukan mahram itu termasuk berjabatan tangan hukumnya haram. Paling tidak itulah yang sering kita dengar dan itulah yang sekarang ini cukup populer di kalangan ummat Islam dan juga di kalangan aktifis dakwah.
Umumnya mereka yang paham dan menjalankan syariah tidak akan mau berjabatan tangan dengan wanita yang bukan mahramnya. Mereka sebisa mungkin menghindari sentuhan kulit dengan wanita. Bahkan dalam banyak kesempatan, dengan cara yang halus mereka menolak ajakan untuk menjabat tangan wanita. Sehingga ketika ada seorang aktifis yang kelihatan bersalaman dengan wanita non mahramnya, akan menimbulkan pertanyaan kritis dan perasaan aneh di kalangan pendukungnya.
Mari kita kupas masalah ini dengan mengutip dalil hadits dan kajian-kajian fiqih para ulama :
Para ulama Jumhur termasuk keempat imam mazhab umumnya mengatakan bahwa sentuhan kulit antara laki-laki dan wanita yang bukan mahram hukumnya haram. Mereka mendasarkan pendapatnya itu pada banyak dalil baik yang bersifat naqli atau pun yang aqli. Diantaranya yang sering dikemukakan antara lain adalah dalil-dalil berikut ini :
a. Menutup Pintu Fitnah (saddudz-dzari`ah)
Dalil yang terkuat dalam pengharaman sentuhan kulit antara laki-laki dan wanita yang bukan mahram adalah menutup pintu fitnah (saddudz-dzari`ah), dan alasan ini dapat diterima tanpa ragu-ragu lagi ketika syahwat tergerak, atau karena takut fitnah bila telah tampak tanda-tandanya.
b. Hadits Rasulullah SAW : Lebih Baik Ditusuk Jarum Besi Dari Pada Menyentuh Wanita
عن معقل بن يسار أن رسول الله – صلى الله عليه وسلم – قال : “لأن يُطعَن في رأس أحدِكم بمِخْيَط من حديد ، خير له من أن يَمَسَّ امرأةً لا تَحِل له
`Dari Ma`qil bin Yasar dari Nabi saw., beliau bersabda: Sesungguhnya ditusuknya kepala salah seorang diantara kamu dengan jarum besi itu lebih baik daripada ia menyentuh wanita yang tidak halal baginya.`(HR. Thabrani dan Baihaqi)
c. Hadits Rasulullah SAW : memegang bara di hari kiamat
َمَن مسَّ كف امرأة ليس منها بسبيل وُضِع على كفِّه جمرة يوم القيامة
Siapa yang menyentuh telapak tangan wanita  tanpa alasan yang membolehkan, maka akan diletakkan di atas tangannya bara di hari kiamat.
d. Rasulullah SAW tidak menjabat tangan perempuan ketika bai`at
عن عائشة – رضي الله عنها – قالت : “ما بايع رسول الله – صلى الله عليه وسلم – امرأة بصفق اليد ، وإنما كانت مبايعته صلى الله عليه وسلم النساء بالكلام” ، وفي رواية أخرى : “ما مسَّت يد رسول الله – صلى الله عليه وسلم – يدَ امرأة قط ، وإنما كان يبايعهن كلامًا
Dari Aisyah ra berkata,”Rasulullah SAW tidak membaiat para wanita dengan berpegangan tangan, melainkan bai’at beliau dengan menggunakan kata-kata. Dalam lain riwayat disebutikan,”Tangan Rasulullah SAW tidak pernah menyentuh tangan wanita, namun beliau membai’at mereka dengan menggunakan kata-kata.
عن الشعبي أن النبي -صلى الله عليه وسلم- حين بايع النساء أتى ببرد قطري فوضعه على يده، وقال: لا أصافح النساء
Dari asy-Sya`bi bahwa Nabi saw. ketika membai`at kaum wanita beliau membawa kain selimut bergaris dari Qatar lalu beliau meletakkannya di atas tangan beliau, seraya berkata, `Aku tidak berjabat dengan wanita.` (HR Abu Daud dalam al-Marasil)
قالت عائشة: فمن أقر بهذا الشرط من المؤمنات قال لها رسول الله -صلى الله عليه وسلم- : ” قد بايعتك ” كلامًا ولا والله ما مسـت يده يد امرأة قط في المبايعـة، ما يبايعهن إلا بقوله: ” قد بايعتك على ذلك ” رواه البخاري
Aisyah berkata, `Maka barangsiapa diantara wanita-wanita beriman itu yang menerima syarat tersebut, Rasulullah saw. berkata kepadanya, `Aku telah membai`atmu – dengan perkataan saja – dan demi Allah tangan beliau sama sekali tidak menyentuh tangan wanita dalam bai`at itu; beliau tidak membai`at mereka melainkan dengan mengucapkan, `Aku telah membai`atmu tentang hal itu.` (HR. Bukhari dalam kitab Tafsir dari kitab shahihnya tentang surat Al-Mumtahanah bab Iza jaakum al-mu;minatu…)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar